It's my life....

Education,Passion, Music, :)

Kamis, 14 Maret 2013

Beda aja kok Repot..



“Perbedaan yang Mempersatukan”

Perbedaan seringkali dipandang sebagai suatu benteng pemisah. Mulai dari agama, budaya, adat-istiadat, jenis kelamin, ras, suku, dan lain sebagainya. Akibatnya tak jarang terjadi aksi-aksi anarkis diberbagai wilayah karena perbedaan tersebut. Tampaknya kedamaian di dunia ini patut untuk dipertanyakan. Menurunnya rasa toleransi, rasa saling menghargai, dan empati terhadap orang lain merupakan penyebab dari banyaknya masalah yang muncul. Hal ini terangkum jelas dalam kehidupan kita sehari-hari. Tengok saja, hampir setiap hari terjadi tawuran antar pelajar, peledakan bom dimana-mana, tontonan yang meyudutkan agama lain, peperangan antar agama dan aksi-aksi keji lainnya.
            Bagi saya perbedaan adalah suatu hal yang sangat unik.  Semenjak saya kecil, saya sudah berada di tengah-tengah perbedaan itu. Tinggal di wilayah dengan masyarakat beraneka ragam membuat saya belajar menjadi pribadi yang toleran dan lebih dewasa. Ketika saya duduk di bangku sekolah dasar, saya memiliki teman-teman dengan latar belakang agama, ras, budaya, dan jenis kelamin yang berbeda. Namun itu bukanlah suatu penghalang bagi saya untuk berteman dengan mereka. Orang tua saya juga selalu mengajarkan saya dan adik-adik saya untuk tidak membedakan orang lain disekitar kami.
Di kelas 4 SD saya juga sering masuk dalam pelajaran Agama Islam. Hal ini dikarenakan belum adanya guru yang mengajar Agama Kristen. Saya lebih memilih untuk  memasuki kelas tersebut daripada saya harus menunggu di luar sampai jam pelajaran itu usai. Walaupun demikian, orang tua saya tidak melarang saya untuk mengikuti pelajaran itu begitupun dengan guru yang mengajar. Selama pelajaran berlangsung biasanya saya mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru kemudian mengamati teman-teman saya yang selalu sibuk dengan tulisan Arabnya. Hal ini sungguh menarik perhatian saya.
            Begitupun ketika saya duduk di bangku SMP. Saya juga memiliki begitu banyak teman-teman yang berbeda, bahkan lebih banyak dari teman SD. Walaupun berbeda kami tetap bersaudara. Pernah suatu kali saya diajak berdiskusi oleh teman saya yang beragama Islam. Ia adalah anak seorang Ustad di dekat rumah saya. Waktu itu ia menanyakan apa persamaan Isa Almasih dengan Yesus Kristus. Ia juga menanyakan kepada saya bagaimana berpuasa dalam Agama Kristen. Kami pun saling bercerita sesuai dengan kepercayaan kami. Dari perbincangan itu saya mengetahui adanya kesamaan tokoh dan cerita yang terdapat dalam kitab kami masing-masing. Meskipun demikian, saya tetap beranggapan bahwa agama saya adalah agama yang lebih baik daripada agama lain.
            Waktu pun bergulir begitu cepatnya hingga mengantarkan saya duduk di bangku SMA.  Di SMA semakin banyak perbedaan yang saya jumpai. Mereka bukan hanya datang dari ras, suku, dan budaya yang berbeda. Melainkan agama yang juga berbeda. Mungkin ketika saya SMP saya hanya memiliki teman yang beragama Islam. Namun ketika duduk di SMA saya memiliki teman yang lebih beraneka ragam. Ada yang beragama Katholik, Hindu, dan juga Buddha. Seperti biasa saya tetap berteman dengan mereka. Bahkan kami menjadi sekelompok sahabat. Ketika teman kami merayakan hari besar agamanya biasanya satu persatu dari kami mengirimkan sms berupa ucapan selamat. Hal ini membuat kami semakin dekat layaknya saudara.
Pada akhirnya saya pun menyadari bahwa tak perlu rasanya menganggap agama siapa yang paling benar dan paling pantas untuk diikuti. Sebab pada hakikatnya semua agama mengajarkan kebaikan.  Setiap orang juga bebas menentukan pilihannya masing-masing. Pernah suatu kali ibu saya berkata bahwa tak akan ada habisnya kita membahas mengenai agama karena setiap orang tentu akan membela agamanya masing-masing. Kita semua adalah sama dihadapan Tuhan. Yang terpenting adalah  jangan jadikan setiap perbedaan sebagai kekurangan yang menyebabkan permusuhan dan perpisahan, sebaliknya jadikan itu sebagai sebuah kelebihan yang mampu mewujudkan kesatuan dan perdamaian. Itulah yang selalu saya ingat dan lakukan.  Lagipula tak ada alasan bagi saya untuk tidak menyayangi dan mengasihi mereka hanya karena status kami yang berbeda. Sebab mereka adalah teman, sahabat, sekaligus saudara bagi saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar